Sunday, 7 June 2015
Thursday, 11 July 2013
Sunday, 2 May 2010
Sunday, 11 April 2010
Pura Besakih Bali 01 April 2010
Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Pura ini terletak di kaki Gunung Agung. Gunung Agung ini tingginya lebih kurang 3142 meter adalah gunung yang tertinggi di Bali dan merupakan gunung berapi yang masih aktif. Catatan sejarah gunung agung pernah meletus 5 kali yaitu pada tahun 1089, tahun 1143, tahun 1189 dan yang terakhir pada tahun 1963, yang menimbukan banyak sekali korban jiwa. Menurut perkiraan Pura besakih di ambil dari kata "Basuki" yang artinya selamat.
Sejarah
Berdirinya Pura Besakih belum dapat dipastikan, aka tetapi berdasarkan catatan-catatan yang terdapat dalam prasasti logam maupun lontar dapat disimpulkan bahwa pura ini pada awalnya bangunan pelinggih kecil yg kemudian di perbesar dan diperluas secara bertahapdalam tempo yang cukup lama. Dari beberapa sumber catatan di ketahui bahwa, pada permulaan abad ke 11 yaitu tahun 1007 Pura Besakih sudah ada, dimana pada waktu itu masih pemerintahan Airlangga di jawa timur (1019-1042) dan Empu Kuturan menjadi senepati di bali yang berkedudukan di selayukti padangbai kabupaten Karangasem. Empu Kuturan memperbesar dan memperluas Pura Besakih dengan membangun pelinguh-pelinggih, meniru bangunan pelinggih di jawa seperti yang ada sekarang.. Sumber lainnya menyebutkan, Maha Rsi Markandya pindah bersama rombongan sebanyak :8000 di gunung rawung di jawa timur ke bali untuk menetap dan membuka tanah-tanah pertanian serta mendirikan pura besakih untuk tempat memohon keselamatan dan kesejahteraan. dengan menanam Panca Datu.
Kemudian masa berikutnya pada pemerintahan Sri Wira Kesari Warmadewa sampai jaman pemerintahan Dalam Waturengong, Pura besakih tetap mendapatkan perawatan yang baik dalam arti pelinggih-pelinggihnya diperbaiki dan arealnya diperluas oleh Danghyang Dwijendara (Pedanda SAkti Wawu Rauh). di tambah dengan pelinggih beruang tiga, yang terdapat sekarang di penataran Agung Besakih pada abat sekitar 16 di masa pemerindahan Dalem Waturenggong di Bali. Dan selanjutnya sampai pada saat ini Pura besakih Merupakan pura terbesar di bali. dan merupakan tempat ibadah bagi Umat hindu di indosesia dan berada dalam pengelolaan Parisada Hindu Dharma Pusat. Juga di bantu oleh Yayasan Prawartaka Pura Agung Besakih, dengan bantuan dari pemerintah daerah Tingkat I Bali dan Pemerintah daerah tingkat II se-bali dan semua masyarakat umat Hindu Dharma.
Kemudian masa berikutnya pada pemerintahan Sri Wira Kesari Warmadewa sampai jaman pemerintahan Dalam Waturengong, Pura besakih tetap mendapatkan perawatan yang baik dalam arti pelinggih-pelinggihnya diperbaiki dan arealnya diperluas oleh Danghyang Dwijendara (Pedanda SAkti Wawu Rauh). di tambah dengan pelinggih beruang tiga, yang terdapat sekarang di penataran Agung Besakih pada abat sekitar 16 di masa pemerindahan Dalem Waturenggong di Bali. Dan selanjutnya sampai pada saat ini Pura besakih Merupakan pura terbesar di bali. dan merupakan tempat ibadah bagi Umat hindu di indosesia dan berada dalam pengelolaan Parisada Hindu Dharma Pusat. Juga di bantu oleh Yayasan Prawartaka Pura Agung Besakih, dengan bantuan dari pemerintah daerah Tingkat I Bali dan Pemerintah daerah tingkat II se-bali dan semua masyarakat umat Hindu Dharma.
Struktur Pura
Kelompok Pura Besakih terdiri atas 19 buah Pura yang terletak di wolayah Pura BEsakih dan satu buah terletak di daerah Sebudhi Kecamatan Selat Karang Asem. Adapun letak Pura-Pura berturut-turut dari selatan ke utara adalah sebagai berikut.
1. Pura Persimpangan
2. Pura Dalem Puri
3. Pura Manik Mas
4. Pura Bangun Sakti
5. Pura Ulun Kulkul.
6.Pura Merajan Selonding
7. Pura Gowa
8. Pura Banuwa
9. Pura Mrajan KAnginan
10. Pura Hyang Aluh
11. Pura Basukihan
12. Pura Penataran Agung Besakih
13. Pura BAtu Madeg.
14.Pura Kiduling Kreteg.
15.Pura Gelap.
16.Pura Peninjauan
17. Pura Pengubengan
18. Pura Tirha
19. Pura Pasar agung
Dekimian Sedikit Keberadaan Pura Besakih.
Sunday, 21 March 2010
Acara penyiraman ( Memandikan Jenasah) A.A Ngurah Manik Mahendra
Turut berduka cita atas meninggalnya A.A Ngurah Manik Mahendra. Jl. Tantri- Setiabudi Denpasar-Bali
Di situlah salah satu tempat untuk berkeluh kesah dan di terima apa adanya. Kesederhanaan, cara bicara yg sedikit nyeleneh, humor-humormu terkadang menggemaskan, sekarang sudah hilang di telan bumi. Aku yakin semua teman sahabata dan saudara-saudaramu mendoakanmu. Mudah-mudahan tuhan memberikan tempat sesuai dengan amal baikmu selama kamu di dunia yang penuh dengan kemunafikan.Dan semua yang di tinggalkan khususnya istri, anak-anakmu dan orang tuamu di berikan ketabahan.
Selamat jalan Turah doaku menyertaimu..
Thursday, 18 March 2010
Suasana Nyepi di "Desa Pedungan"
Catur Brata Penyepian
1. Setiap tahun umat hindu merayakan hari raya nyepi dengan melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan ritual dan spiritual, sebagai wujud ajaran Agama Hindu.
2. Nilai Filosofis itu merupakan nilai-nilai intrinsik bagi umat Hindu.
3. Dalam kehidupan bernegara, di mana bangsa indonesia kini sedang melaksanakan " reformasi" umat hindu sebagai bagian dari warga negara wajib menginternalisasi nilai filosofi hari raya nyepi untuk di refleksikan secara kontekstual.
4. Dengan demikian umat hindu akan dapat berperan dalam berbagai aktifitas luhur sesuai dengan svadharmanya atau bidang tugasnya masing-masing demi suksesnya pembangunan yg bernuansa rukun , damai dan sejahtera.
Makna Filosofis Hari Raya Nyepi
A. Bagi Umat Hindu, perayaan nyepi mengandung makna yg sangat mendasar. Perayaan itu di laksanaakn sebagai upaya pencarian kesadaran akan hakekat kehidupan sebagai hamba Tuhan, sebagai kesatuan pribadi dan sebagai ciptaan yg hidup ditengah-tengah lingkungannya.
B. Dengan kesadaran itu mereka akan mewujudkan suatu kehidupan yg serba selaras, seimbang dan serasi antara raga dan jiwa, individu dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan serta dengan alam lingkungan. Itulah suatu harmoni kehidupan yang berakar dari konsep "Trihita Karana".
C. Sehubungan dengan itu maka rangkaian perayaan Nyepi dilaksanakan dalam empat acara atau kegiatan :
1.Upacara "Mekiyis" yang mempunyai makna melebur noda, menyucikan dan memuliakan kebesaran Tuhan, serta memohon sari pati kehidupan bagi seluruh ciptaannya.
2. Upacara mecaru, yg bermakna membersihkan alam guna mencapai harmonisasi kosmos.
3. Mengamalkan "Catur Brata" untuk menemukan kesadaran akan jati diri sebagai kesatuan pribadi yang utuh.
4. Melaksanakan Ngembak Geni, sebagai wujud rasa damaidalam kehidupan di dunia.
dan Pulau Bungin
Jalan Pulau Kawe
Jalan Pulau Saelus
Jalan Pulau Bungin
Malam Pengerupukan "Ogoh-Ogoh" " Menjelang Hari Raya Nyepi"
Kami Keluarga Besar JERO PEDUNGAN ( Kyai Lanang Busung Yeh ) mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1932, kepada umat Hindu. Kita Maknai hari raya nyepi dengan konsep Tri Hita Karana.Tiga hal wujud kebaikan :
Pariangan = Hubungan Manusia dengan Hyang Widhi (Tuhan)
Pawongan = Hubungan Manusia dengan Manusia
Palemahan = Hubungan Manusia dengan alam
Makna hari raya nyepi
Hari raya nyepi jatuh pada hitungan tilem kesanga yang di percayai merupakan hari penyucian dewa-dewi yang berada di pusat samudra yg membawa intisari air amerta.
Pariangan = Hubungan Manusia dengan Hyang Widhi (Tuhan)
Pawongan = Hubungan Manusia dengan Manusia
Palemahan = Hubungan Manusia dengan alam
Makna hari raya nyepi
Hari raya nyepi jatuh pada hitungan tilem kesanga yang di percayai merupakan hari penyucian dewa-dewi yang berada di pusat samudra yg membawa intisari air amerta.
Sesajen
Subscribe to:
Posts (Atom)